IMAN NAJAH: Sebahagian dari surah-surah yang ada menyebut perihal kejadian mahluk-mahluk Allah adalah seperti berikut....di mana kita sifatkannya sebagai ilmu sains. Namun Rasulullah saw telah dimaklumkan perkara tersebut kira-kira 1450 tahun yang lalu.
TEGUH: Peredaran matahari dan bulan adalah secara berterusan tanpa henti sehingga tibanya kiamat seperti dinyatakan dalam surah Ibrahim 14 ayat 33 yang bermaksud "Dan Dia telah menundukkan (pula) bagimu matahari dan bulan yang terus menerus beredar (dalam orbitnya) dan telah menundukkan bagimu malam dan siang".
AKHTAR: Kita perhatikan di sini bahawa ayat al-Quran di atas tidak memberi secara perinci bagaimana orbit beroperasi dan kejadian malam berganti siang. Ada dua sebab utama mengapa pada pandangan kami, iaitu (1) al-Quran adalah Kitab untuk semua lapisan masyarakat dan jika ianya terlalu teknikal maka agar sukar untuk umat umum memahaminya, dan (2) untuk umat Islam yang cerdek pandai mencari ilmu mengenai gelaksi ini dengan panduan ayat al-Quran tersebut.
MULIA: Fakta tentang peredaran bumi diterangkan dalam surah an-Naml (Semut) 27 ayat 88 yang bermaksud " Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal is berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kukuh tiap-tiap sesuatu, sesunggunya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
FAEZ: Hujung jari sebagai tanda pengenalan manusia disebut di dalam surah al-Qiyamah (Hari Kiamat) 75 ayat 3-4 yang bermaksud "Apakah manusia mengira, bahawa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna".
TEGUH: Kalau kita baca ayat-ayat di atas, ianya tidak secara khusus menyebut perkataan peredaran bumi atau ibu jari, tetapi ianya memberi gambaran secara kiasan. Inilah moleknya al-Quran, sebab ayat-ayat tersebut akan dapat memberi beberapa sudut tafsiran kepada pembacanya tetapi tetap berpaksikan intipati ayat berkenaan.
IMAN NAJAH: Penciptaan benda semuanya berpasangan diterangkan dalam surah Yasin 36 ayat 36 dan surah al-Zariyat (Angin Yang Menerbangkan) 51 ayat 49. Surah Yasin berkenaan bermaksud "Maha Suci Tuhanyang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui". Dan ayat 49 surah al-Zariyat pula bermaksud "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah".
AKHTAR: Angin sebagai agen pendebungaan disebut dalam surah al-Hijr 15 ayat 22 yang bermaksud "Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya".
FAEZ: Peranan gunung-gunung sebagai pasak bumi dijelaskan dalam surah Luqman 31:10, al-Anbiya' 21:31 dan al-Nazi'at 79:32.
MULIA: Surah Luqman ayat 10 bermaksud "Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di pemukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu, dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik".
TEGUH: Surah al-Anbiya' (Nabi-Nabi) ayat 31 bermaksud "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kukuh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk".
AKHTAR: Surah al-Nizi'at (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) ayat 32 bermaksud "Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh".
IMAN NAJAH: Proses penurunan hujan dijelaskan dalam surah al-Rum (Bangsa Rumawi) 30 ayat 48 yang bermaksud "Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehandaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira".
MULIA: Fakta tentang peredaran bumi diterangkan dalam surah an-Naml (Semut) 27 ayat 88 yang bermaksud " Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, padahal is berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kukuh tiap-tiap sesuatu, sesunggunya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan".
FAEZ: Hujung jari sebagai tanda pengenalan manusia disebut di dalam surah al-Qiyamah (Hari Kiamat) 75 ayat 3-4 yang bermaksud "Apakah manusia mengira, bahawa Kami tidak akan mengumpulkan (kembali) tulang belulangnya? Bukan demikian, sebenarnya Kami kuasa menyusun (kembali) jari jemarinya dengan sempurna".
TEGUH: Kalau kita baca ayat-ayat di atas, ianya tidak secara khusus menyebut perkataan peredaran bumi atau ibu jari, tetapi ianya memberi gambaran secara kiasan. Inilah moleknya al-Quran, sebab ayat-ayat tersebut akan dapat memberi beberapa sudut tafsiran kepada pembacanya tetapi tetap berpaksikan intipati ayat berkenaan.
IMAN NAJAH: Penciptaan benda semuanya berpasangan diterangkan dalam surah Yasin 36 ayat 36 dan surah al-Zariyat (Angin Yang Menerbangkan) 51 ayat 49. Surah Yasin berkenaan bermaksud "Maha Suci Tuhanyang telah menciptakan pasangan-pasangan semuanya, baik dari apa yang ditumbuhkan oleh bumi dan dari diri mereka maupun dari apa yang tidak mereka ketahui". Dan ayat 49 surah al-Zariyat pula bermaksud "Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat akan kebesaran Allah".
AKHTAR: Angin sebagai agen pendebungaan disebut dalam surah al-Hijr 15 ayat 22 yang bermaksud "Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan (tumbuh-tumbuhan) dan Kami turunkan hujan dari langit, lalu Kami beri minum kamu dengan air itu, dan sekali-kali bukanlah kamu yang menyimpannya".
FAEZ: Peranan gunung-gunung sebagai pasak bumi dijelaskan dalam surah Luqman 31:10, al-Anbiya' 21:31 dan al-Nazi'at 79:32.
MULIA: Surah Luqman ayat 10 bermaksud "Dia menciptakan langit tanpa tiang yang kamu melihatnya dan Dia meletakkan gunung-gunung (di pemukaan) bumi supaya bumi itu tidak menggoyangkan kamu, dan memperkembang biakkan padanya segala macam jenis binatang. Dan Kami turunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan padanya segala macam tumbuh-tumbuhan yang baik".
TEGUH: Surah al-Anbiya' (Nabi-Nabi) ayat 31 bermaksud "Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kukuh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka, dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk".
AKHTAR: Surah al-Nizi'at (Malaikat-Malaikat Yang Mencabut) ayat 32 bermaksud "Dan gunung-gunung dipancangkan-Nya dengan teguh".
IMAN NAJAH: Proses penurunan hujan dijelaskan dalam surah al-Rum (Bangsa Rumawi) 30 ayat 48 yang bermaksud "Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehandaki-Nya, dan menjadikannya bergumpal-gumpal, lalu kamu lihat hujan keluar dari celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang dikehendaki-Nya tiba-tiba mereka menjadi gembira".
No comments:
Post a Comment